jurang nan lepas memapas hilang mentari pagi,
jelas makin dalam dihimpit jerit-jerit aneh,
memaksa segenap nyawa membunuh setiap rasa,
di pikul hanya kering hati berkepil mati,
tinggal sisa-sisanya di hadiran gerbang masa,
tiadakan lagi lagu tiung berlidah emas menyanyi sakti,
putuslah kita mencari sekadar mimpi,
dirias malam hanya sumbing purnama,
yang kelat tersenyum menyahut teriak pungguk,
ingin sahaja memahat semula berhala ini,
biarku cantas tirus wajahnya,
tak payah nak kuhadapkan segalanya,
biar nyata, biar sahaja,
tapi diri masih asyik ,
merindukan setiap halus kilau berlian di tengah lapang,
kudung pula capai tangannya,
susah berkisah, payah dan jarang
sekelumit rasa di celah rotan berduri,
sesatnya makinlah nyata memaksa hingga
bisa amuk seluruh negeri,
bicara ini makin terasing dan jauh,
berpusar aksaranya menjerat sekalian makna..
Sabda Kalam Hakcipta Terpelihara
14 Mac 2011
Tiada ulasan:
Catat Ulasan